IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN KARAKTER PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM RANGKA MENINGKATKAN
PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN SISWA (STUDI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
PRAMUKA DI SMP NEGERI 1 PAKEL, KECAMATAN PAKEL, KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN
PELAJARAN 2012/2013)
Teguh Yuniken Kurniawan
9187205002309
Pembimbing Uun Sancahya
H.S., M.Hum Dan M.abdul Roziq, S.Pdi,M.Si
ABSTRAK : Dalam penelitian ini ditemukan bahwa penanaman pendidikan
karakter pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka seperti kegiatan baris berbaris
dan perkemahan yang di selanggarakan oleh
sekolah merupakan media potensial untuk pembinaan karakter siswa dalam rangka
memebentuk sikap disiplin siswa. Faktor pendorong dalam
penanaman pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakulikuler pramuka disini adalah sarana dan prasarana atau fasilitas dan
minat siswa. Dan hambatan dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah
faktor pengaruh teman, kakak pembina pramuka yang kurang kreatif, dan faktor
komunikasi.
Untuk lebih meningkatkan proses pengembangan karakter
disiplin disarankan supaya kakak pembina
lebih kretif lagi dalam pembelajaran kepramukaan, dan komunikasi antara kakak
pembina dan siswa harus selalu di adakan supaya tidak ada kesalahpahaman antara
siswa dan kakak pembina.
Kata
Kunci : Ekstrakurikuler Pramuka, Pendidikan Karakter,
Kedisiplinan siswa
Pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia insan kamil. Dalam pendidikan
karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders)
harus di libatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan
atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas
atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan
ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler menjadi wadah
yang tepat dalam pembentukan dan pengembangan karakter kedisiplinan. Meskipun
sebenarnya beberapa kurikulum telah mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
karakter yang dipersyaratkan dalam tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Agama
dan Pendidikan Kewarganegaraan serta Pendidikan Seni dan Olahraga merupakan
mata pelajaran yang ada dalam kurikulum yang menghendaki peserta didik memiliki
kompetensi spiritual, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi
emosional secara seimbang. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan dimensi
pembentukan karakter.
Browne dan
Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi
adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi
sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin
(dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman,
2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”
John Stuart Mill (filosof
Inggris, 1806-1873 M) menjabarkan bahwa Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang
dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain
untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.
Ki Hajar Dewantara (Sulistiyorini,
1992:13) menyatakan bahwa pengertian pendidikan adalah sebagai daya upaya untuk
memberikan tuntunan pada segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak, agar
mereka baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir batin yang setinggi-tingginya.
Sedangkan
menurut Yayan (2007:25) pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama
dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah mermbentuk
pribadi anak , supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga
negara yang baik. Adapun kriteria
manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu
masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai social tertentu, yang
banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.Oleh karena itu,
hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah
pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya
bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah
kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas
tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang
beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Kegiatan-kegiatan
siswa di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna
menunjang pencapaian tujuan kurikulum.
Kepramukaan adalah pendidikan luar
lingkungan sekolah dan luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka
dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya
pembentukan watak peserta didik dan penerapan disiplin dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam UU RI No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka,
disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi
diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi
setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Pendidikan kepramukaan dalam Sistem Pendidikan Nasional
termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan pendidikan
nilai-nilai gerakan pramuka dalam pembentukan kepribadian yang berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
bangsa, dan memiliki kecakapan hidup.
Pengembangan
diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan
perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah atau madrasah
(Subosito, 2007; 26).
Kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan
konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berwenang di sekolah atau madrasah (Subosito, 2007:28).
Fungsi
kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas pengembangan, social, rekreasi, persiapan
karier yang dalam pelaksanaannya harus memenuhi beberapa prinsip, yaitu
individual, pilihan, keterlibatan aktif, menyenangkan, etos kerja, kemanfaatan
sosial (Yanti, 2005: 22).
Konsep
disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama
(yang melibatkan orang banyak). Moeliono
mengemukakan bahwa “disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya”
Robert
mejelaskan bahwa, “disipilin menimbulkan gambaran yang amat keras, bayangan
tentang hukuman, pembalasan dan bahkan kesakitan. Pada sisi
lain,"disiplin" mengacu pada usaha membantu orang lain melalui
pengajaran dan pelatihan. Contohnya, kata "a
disciple" dalam bahasa Inggris berarti seseorang yang mengikuti ajaran
orang lain.
Disiplin adalah
suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Kegiatan yang perlu dibudayakan
disekolah berkaitan dengan nilai dasar ini antara lain : tepat waktu masuk
sekolah, mengikuti pertemuan atau kegiatan lain yang dijadwalkan oleh sekolah
(Depdiknas, 2001 : 7).
Sukardi
(1983 : 102) mengatakan bahwa “disiplin mempunyai dua arti yang berbeda, tetapi
keduanya mempunyai hubungan yang berarti : (1) disiplin dapat diartikan suatu
rentetan kegiatan atau latihan yang berencana, yang dianggap perlu untuk
mencapai suatu tujuan, (2) disiplin dapat diartikan sebagai hukuman terhadap
tingkah laku yang tidak diinginkan atau melanggar ketentuan-ketentuan peraturan
atau hukum yang berlaku.
METODE
Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan, pertama, menyesuaikan metode
kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ; kedua metode ini
menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan
ketiga metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri (Moleong,
2000:5).
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam pnelitian ini
adalah studi kasus, dimana studi
kasus merupakan penelitian spesifik untuk meneliti masalah-masalah secara lebih mendalam dalam segala tingkatan, tujuan penelitian
adalah mengungkapkan
fakta dalam hubungan sebab akibat, sifatnya
hanya mendalam
pada satu unit peristiwa
(Yin, 1996:136).
Dipilihnya studi kasus sebagai rancangan peneliti berkeinginan untuk
mempertahankan keutuhan subyek penelitian ini akan lebih mudah di jawab dengan
desain studi kasus. Jadi dalam penelitian ini akan di ungkap tentang
masalah yang mendalam pada satu peristiwa dalam Implementasi pendidikan pada kegiatan ekstrakulikuler dalam rangka
meningkatkan pengembangan karakter disiplin siswa.
Dalam penelitian
kualitatif kehadiran peneliti sangat penting dan menentukan, karena peneliti
berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, menganalisa,
menyimpulkan dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti bertindak sebagai
instrument utama terlibat secara langsung dalam keseluruhan proses penelitian,
mulai dari awal sampai akhir penelitian, sehingga diharapkan data yang
diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam melakukan
penelitian, peneliti perlu menunjukkan identitas diri kepada para informan
sehingga peneliti dapat memperoleh data-data yang diinginkan secara jelas.
Dalam
penelitian ini lokasi yang peneliti pilih adalah SMP N 1 PAKEL, Kecamatan
Pakel, Kabupaten Tulungagung. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian
dengan pertimbangan sebagai berikut :
a) Proses
kegiatan ekstrakurikuler PRAMUKA pada SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, kabupaten
Tulungagung telah berjalan dengan baik
sehingga dianggap mampu untuk menginterpretasikan masalah penelitian.
b) Pada
siswa-siswi di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung ini belum
pernah dilakukan penelitian tentang pendidikan karakter.
c) Terdapat
dampak positif setelah adanya kegiatan ekstrakurikuler PRAMUKA, yaitu proses pembentukan kemandirian, kerja keras, dan
disiplin melalui pramuka.
Pada observasi awal, peneliti melihat keadaan
kegiatan ekstrakurikuler yang ada pada SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel,
Kabupaten Tulungagung peneliti melihat tentang kesesuaian kegiatan dengan
rencana penelitian yang ada. Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai
dengan karakteristik subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara
dilaksanakan peneliti bertanya kepada subjek tentang kesiapannya untuk
diwawancarai. Setelah subjek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat
kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan
wawancara.
Peneliti membuat kesepakatan dengan
subjek mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman
yang dibuat. Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahkan hasil catatannya
melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah
yang dijabarkan pada bagian metode analisis data di akhir bab ini. Setelah itu,
peneliti membuat dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti
memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung dari lapangan. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh langsung dari wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder adalah
data yang digunakan untuk melengkapi data primer yang diperoleh dengan membaca
literatur, artikel dan sumber tertulis lainnya yang berupa dokumen-dokumen yang
ada hubungannya dengan masalah yang hendak dibahas.
Dalam
penelitian ditentukan sejumlah informan untuk memperoleh sumber data. Sumber
data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data diperlukan dapat
diperoleh yaitu orang-orang yang akan dijadikan informan yang dapat memberi
penjelasan data dalam penelitian ini. Adapun informan kunci dalam penelitian
ini adalah guru atau pembina pramuka, siswa dan wakasek kesiswaan.
Observasi atau
pengamatan merupakan dasar untuk memperoleh data sebelumnya digunakan teknik
pengumpulan data yang lain. Teknik ini digunakan sebagai metode untuk mendapatkan
data tentang berbagai kondisi objek penelitian seperti kondisi sarana dan
prasana, keadaan pembelajaran kepramukaan, dan keadaan kegiaatan kepramukaan.
Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan yang diwawancarai (interview)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2000:135). Pedoman
wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar
yang akan ditanyakan. Pedoman wawancara terstruktur merupakan pedoman wawancara
yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai checklist (Arikunto,
1998:202). Wawancara dilakukan penulis dengan wakasek kesiswaan, guru/pembina
pramuka dan siswa (peserta pramuka). Di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel,
Kabupaten Tulungagung. Sehingga data yang diperoleh penulis merupakan hasil
dari wawancara.
Teknik
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menganalisis data tertulis yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Hasil dokumentasi berupa dokumen dan
arsip-arsip sekolah, dokumen tentang kegiatan kepramukaan dan sebagainya (Arikunto, 2002:206).
Analisis data
dilakukan berdasarkan pendekatan studi kasus. Menurut Ashofa (2001:66) analisis
data adalah pekerjaan untuk menemukan tema-tema. Analisis data dilakukan dalam
suatu proses, yaitu pelaksanaannya dilakukan sejak Analisis data dilakukan
dalam suatu proses, yang pelaksanaannya dilakukan sejak pengumpulan data dan
dikerjakan secara intensif yaitu peneliti mendiskripsikan kembali data yang
telah diperoleh selama mengadakan penelitian. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan model interaktif. Dimana dalam model ini analisis data dilakukan
tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dengan
pelaksanaan penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber
caranya yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
dan membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di
SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung mempunyai kegiatan kepramukaan
dalam pelaksanaan pengembangan karakter disiplin, seperti kegiatan perkemahan
dan latihan peraturan bari-berbaris (PBB).
Kegiatan perkemahan di SMP N 1
PAKEL, Kecamatan pakel, Kabupaten Tulungagung dilakukan 2 tahun 2 kali. Dalam
hal ini siswa yang ikut dalam kegiatan perkemahan dituntut untuk mematuhi semua
kegiatan pribadi maupun kegiatan kelompok/regu. Sisiwa di perkemahan menjadi
pribadi yang sangat disiplin. Setiap detik dimanfaatkan untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, hampir tidak ada waktu luang yang terbuang
dengan sia-sia.
Di SMP N 1
PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung juga di adakan kegiatan
kepramukaan lain dalam pelaksanaan pengembangan karakter disiplin yaitu melalui
pelatihan baris-berbaris yang dilakukan satu bulan sekali. Dalam kegiatan peraturan
baris-berbaris merupakan suatu bentuk latihan fisik yang memerlukan kekompakan,
harus perpakaian lengkap seperti memakai topi baret bagi laki-laki, hasduk,
ikat pinggang, kaos kaki hitam, keteraturan, ketepatan, serta kedinamisan
gerak. Baris-berbaris termasuk latihan gerak dasar yang mewujudkan pelaksanaan
rasa disiplin. Biasanya siswa (peserta pramuka) yang ikut dalam kegiatan
peraturan baris-berbaris akan lebih sadar akan sikap kedisiplinan. Dan mematuhi
peraturan-peraturan yang ada baik di sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Setelah siswa mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP N 1 PAKEL, kecamatan Pakel, Kabupaten
Tulungagung, ada perubahan sikap yang terjadi diantaranya mulai sadar akan
peraturan yang berlaku di sekolah, tanpa ada dorongan dari bapak/ibu guru, dan
kalau di rumah mempunyai progam belajar, bermain, dan menonton tv dengan
sendirinya tanpa ada dorongan dari orangtua.
Dalam
pelaksanaan pengembangan kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka
di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, ada faktor penunjang
dan penghambat yang dihadapi.
Faktor penunjang
disini tidak lepas dari sekolah itu sendiri, sekolah disini harus mendukung dan
mefasilitasi semua kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang ada di SMP N 1 PAKEL,
Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, seperti membuat gudang pramuka, ruang
kelas untuk latihan rutin dll.
Selain itu ada
faktor penunjang lain dalam pelaksanaan pengembangan kedisiplinan melalui
kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu faktor minat siswa. Banyaknya siswa yang berminat untuk
mengikuti kegiatan ini juga merupakan faktor penunjang terlaksanaanya kegiatan
kepramukaan.
Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan pengembangan
kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan
Pakel, Kabupaten Tulungagung yaitu faktor pengaruh teman. Faktor pengaruh teman
juga memberikan pengaruh cukup besar bagi siswa (peserta pramuka) untuk
mengikuti kegiatan kepramukaan.
Faktor penghambat lainya adalah faktor kakak pembina yang
kurang kreatif. Kakak pembina pramuka yang kurang kreatif dalam pembelajaranya
di bidang kepramukaan juga bisa menghambat dalam pelaksanaan, karena kakak
pembina kurang memiliki kreatifitas dalam mengadakan kegiatan yang sifatnya
menarik bagi siswa (peserta pramuka) sehingga mereka tidak merasa bosan dalam
mengikuti kegiatan kepramukaan.
Dan faktor penghambat terakir adalah faktor komunikasi,
Komunikasi sangat penting agar tujuan yang hendak dilakukan dapat tercapai.
Untuk mencegah hambatan dalam pelaksanaan kedisiplinan tidak lepas dari peran
anggota lain untuk memberikan suatu peringatan atau teguran.
SIMPULAN
DAN SARAN
Dari uraian bab-bab yang telah
peneliti paparkan di muka dan juga berdasarkan hasil analisis data, maka
peneliti dapat menarik kesimpulan :
1. Dalam
Pelaksanakan pengembangan sikap disiplin melalui kegiatan kepramukaan di SMP N
1 PAKEL, Kecamatan Pakel, kabupaten Tulungagung di lakukan melalui bentuk
kegiatan seperti pelatihan persami dan baris-berbaris. Persami dapat
menumbuhkan sikap disiplin siswa melalui progam-progamnya yang harus di taati
oleh semua peserta perkemahan. Sedangkan pelatihan baris berbaris dapat
menumbuhkan sikap disiplin melalui peraturanya yang harus ditaati oleh semua
siswa, seperti mempersiapkan fisik dan perlengkapan yang harus digunakan.
Pengembangan karakter disiplin yang di
implementasikan melalui ekstrakurikuler pramuka mampu menginternalisasi ke
dalam diri siswa sehingga kedisiplinan siswa bisa terlihat di berbagai
aktivitas di sekolah bahkan di rumah.
2. Untuk
mengembangkan nilai karakter disiplin pada siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten
Tulungagung ada beberapa faktor penunjang dan penghambatnya. Faktor
penunjangnya disini ialah tidak lepas dari sekolah itu sendiri, sekolah harus
mefasilitasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Selain itu faktor minat siswa, Banyaknya siswa yang berminat untuk
mengikuti kegiatan ini juga merupakan faktor pendorong terlaksanaanya kegiatan
kepramukaan.
Sedangkan faktor penghambatanya antara lain faktor pengaruh
teman, Faktor pengaruh teman juga memberikan pengaruh cukup besar bagi siswa
(peserta pramuka) untuk mengikuti kegiatan kepramukaan. Faktor kakak pembina,
kakak pembina yang kurang kreatif dalam pembelajaranya di bidang kepramukaan
juga bisa menghambat dalam pelaksanaan, karena kakak pembina kurang memiliki
kreatifitas dalam mengadakan kegiatan yang sifatnya menarik bagi siswa (peserta
pramuka). Dan faktor komunikasi, Komunikasi sangat penting agar tujuan yang
hendak dilakukan dapat tercapai. Untuk mencegah hambatan dalam pelaksanaan
kedisiplinan tidak lepas dari peran anggota lain untuk saling mengingatkan
antara kakak pembina pramuka dan siswa (peserta pramuka).
Dengan selesainya penulisan
skripsi ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran, antara lain :
1.
Untuk
Sekolah
Dengan adanya
penelitian ini diharapkan pihak sekolah untuk lebih mengefektifkan lagi
kegiatan pramuka. Disamping itu sekolah juga perlu menambah fasilitas atau
sarana dan prasarana dalam kegiatan pramuka supaya kegiatan pelaksanaan
pengembangan disiplin dapat tercapai.
2. Untuk Guru/Kakak pembina pramuka
Sebaiknya
kakak pembina pramuka lebih kreatif lagi dalam pembelajaran ekstrakurikuler
pramuka. Supaya kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP N 1 PAKEL tidak
membosankan.
3.
Untuk Siswa (
Anggota Pramuka )
·
Setiap anggota pramuka
hendaknya lebih memiliki rasa disiplin baik dilingkunagn sekolah, keluarga, dan
masyarakat melalui kegiatan kepramukaan atau oraganisasi lain
·
Setiap anggota pramuka
hendaknya mampu mengamalkan ilmu atau nilai karakter disiplin baik kepada calon
anggota pramuka dan lingkungan sekitar
No comments:
Post a Comment