Friday, April 1, 2016

ARTIKEL TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN PRAMUKA

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGEMBANGAN KARAKTER DISIPLIN SISWA (STUDI PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SMP NEGERI 1 PAKEL, KECAMATAN PAKEL, KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013)

Teguh Yuniken Kurniawan
9187205002309
Pembimbing Uun Sancahya H.S., M.Hum Dan M.abdul Roziq, S.Pdi,M.Si

ABSTRAK : Dalam penelitian ini ditemukan bahwa penanaman pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka seperti kegiatan baris berbaris dan perkemahan yang di selanggarakan oleh sekolah merupakan media potensial untuk pembinaan karakter siswa dalam rangka memebentuk sikap disiplin siswa. Faktor pendorong dalam penanaman pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakulikuler pramuka disini adalah sarana dan prasarana atau fasilitas dan minat siswa. Dan hambatan dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka adalah faktor pengaruh teman, kakak pembina pramuka yang kurang kreatif, dan faktor komunikasi.
Untuk lebih meningkatkan proses pengembangan karakter disiplin disarankan  supaya kakak pembina lebih kretif lagi dalam pembelajaran kepramukaan, dan komunikasi antara kakak pembina dan siswa harus selalu di adakan supaya tidak ada kesalahpahaman antara siswa dan kakak pembina.

Kata Kunci : Ekstrakurikuler Pramuka, Pendidikan Karakter, Kedisiplinan siswa
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus di libatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler menjadi wadah yang tepat dalam pembentukan dan pengembangan karakter kedisiplinan. Meskipun sebenarnya beberapa kurikulum telah mempersiapkan peserta didik untuk memiliki karakter yang dipersyaratkan dalam tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan serta Pendidikan Seni dan Olahraga merupakan mata pelajaran yang ada dalam kurikulum yang menghendaki peserta didik memiliki kompetensi spiritual, kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi emosional secara seimbang. Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan dimensi pembentukan karakter.
Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”
John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M) menjabarkan bahwa Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.
Ki Hajar Dewantara (Sulistiyorini, 1992:13) menyatakan bahwa pengertian pendidikan adalah sebagai daya upaya untuk memberikan tuntunan pada segala kekuatan kodrat yang pada anak-anak, agar mereka baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir batin yang setinggi-tingginya.
Sedangkan menurut Yayan (2007:25) pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah mermbentuk pribadi anak , supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara  yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai social tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan   ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Kegiatan-kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.
Kepramukaan adalah pendidikan luar lingkungan sekolah dan luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak peserta didik dan penerapan disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
 Dalam UU RI No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
 Pendidikan kepramukaan dalam Sistem Pendidikan Nasional termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan pendidikan nilai-nilai gerakan pramuka dalam pembentukan kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah atau madrasah (Subosito, 2007; 26).
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah atau madrasah (Subosito, 2007:28).
Fungsi kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas pengembangan, social, rekreasi, persiapan karier yang dalam pelaksanaannya harus memenuhi beberapa prinsip, yaitu individual, pilihan, keterlibatan aktif, menyenangkan, etos kerja, kemanfaatan sosial (Yanti, 2005: 22).
Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Moeliono  mengemukakan bahwa “disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya”
Robert mejelaskan bahwa, “disipilin menimbulkan gambaran yang amat keras, bayangan tentang hukuman, pembalasan dan bahkan kesakitan. Pada sisi lain,"disiplin" mengacu pada usaha membantu orang lain melalui pengajaran dan pelatihan. Contohnya, kata "a disciple" dalam bahasa Inggris berarti seseorang yang mengikuti ajaran orang lain.
Disiplin adalah suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Kegiatan yang perlu dibudayakan disekolah berkaitan dengan nilai dasar ini antara lain : tepat waktu masuk sekolah, mengikuti pertemuan atau kegiatan lain yang dijadwalkan oleh sekolah (Depdiknas, 2001 : 7).
Sukardi (1983 : 102) mengatakan bahwa “disiplin mempunyai dua arti yang berbeda, tetapi keduanya mempunyai hubungan yang berarti : (1) disiplin dapat diartikan suatu rentetan kegiatan atau latihan yang berencana, yang dianggap perlu untuk mencapai suatu tujuan, (2) disiplin dapat diartikan sebagai hukuman terhadap tingkah laku yang tidak diinginkan atau melanggar ketentuan-ketentuan peraturan atau hukum yang berlaku.

METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan, pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ; kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri (Moleong, 2000:5).
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam pnelitian ini adalah studi kasus, dimana studi kasus merupakan penelitian spesifik untuk meneliti masalah-masalah   secar lebi mendala dalam   segal tingkatan tujuan penelitian  adalah mengungkapkan  fakta dalam hubungasebab akibat, sifatnya hanya  mendalam  pada  satu  unit peristiwa  (Yin, 1996:136). Dipilihnya studi kasus sebagai rancangan peneliti berkeinginan untuk mempertahankan keutuhan subyek penelitian ini akan lebih mudah di jawab dengan desain studi kasus. Jadi dalam penelitian ini akan di ungkap tentang masalah yang mendalam pada satu peristiwa dalam Implementasi pendidikan pada kegiatan ekstrakulikuler dalam rangka meningkatkan pengembangan karakter disiplin siswa.
Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangat penting dan menentukan, karena peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, menganalisa, menyimpulkan dan melaporkan hasil penelitian. Peneliti bertindak sebagai instrument utama terlibat secara langsung dalam keseluruhan proses penelitian, mulai dari awal sampai akhir penelitian, sehingga diharapkan data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu menunjukkan identitas diri kepada para informan sehingga peneliti dapat memperoleh data-data yang diinginkan secara jelas.
Dalam penelitian ini lokasi yang peneliti pilih adalah SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut :
a)      Proses kegiatan ekstrakurikuler PRAMUKA pada SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, kabupaten Tulungagung  telah berjalan dengan baik sehingga dianggap mampu untuk menginterpretasikan masalah penelitian.
b)      Pada siswa-siswi di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung ini belum pernah dilakukan penelitian tentang pendidikan karakter.
c)      Terdapat dampak positif setelah adanya kegiatan ekstrakurikuler PRAMUKA, yaitu proses pembentukan kemandirian, kerja keras, dan disiplin melalui pramuka.
Pada observasi awal, peneliti melihat keadaan kegiatan ekstrakurikuler yang ada pada SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung peneliti melihat tentang kesesuaian kegiatan dengan rencana penelitian yang ada. Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya kepada subjek tentang kesiapannya untuk diwawancarai. Setelah subjek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara.
Peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahkan hasil catatannya melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data di akhir bab ini. Setelah itu, peneliti membuat dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder adalah data yang digunakan untuk melengkapi data primer yang diperoleh dengan membaca literatur, artikel dan sumber tertulis lainnya yang berupa dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang hendak dibahas.
Dalam penelitian ditentukan sejumlah informan untuk memperoleh sumber data. Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data diperlukan dapat diperoleh yaitu orang-orang yang akan dijadikan informan yang dapat memberi penjelasan data dalam penelitian ini. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah guru atau pembina pramuka, siswa dan wakasek kesiswaan.
Observasi atau pengamatan merupakan dasar untuk memperoleh data sebelumnya digunakan teknik pengumpulan data yang lain. Teknik ini digunakan sebagai metode untuk mendapatkan data tentang berbagai kondisi objek penelitian seperti kondisi sarana dan prasana, keadaan pembelajaran kepramukaan, dan keadaan kegiaatan kepramukaan.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2000:135). Pedoman wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Pedoman wawancara terstruktur merupakan pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai checklist (Arikunto, 1998:202). Wawancara dilakukan penulis dengan wakasek kesiswaan, guru/pembina pramuka dan siswa (peserta pramuka). Di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung. Sehingga data yang diperoleh penulis merupakan hasil dari wawancara.
Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan  cara menganalisis data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Hasil dokumentasi berupa dokumen dan arsip-arsip sekolah, dokumen tentang kegiatan kepramukaan  dan sebagainya (Arikunto, 2002:206).
Analisis data dilakukan berdasarkan pendekatan studi kasus. Menurut Ashofa (2001:66) analisis data adalah pekerjaan untuk menemukan tema-tema. Analisis data dilakukan dalam suatu proses, yaitu pelaksanaannya dilakukan sejak Analisis data dilakukan dalam suatu proses, yang pelaksanaannya dilakukan sejak pengumpulan data dan dikerjakan secara intensif yaitu peneliti mendiskripsikan kembali data yang telah diperoleh selama mengadakan penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model interaktif. Dimana dalam model ini analisis data dilakukan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dengan pelaksanaan penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber caranya yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung mempunyai kegiatan kepramukaan dalam pelaksanaan pengembangan karakter disiplin, seperti kegiatan perkemahan dan latihan peraturan bari-berbaris (PBB).
Kegiatan perkemahan di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan pakel, Kabupaten Tulungagung dilakukan 2 tahun 2 kali. Dalam hal ini siswa yang ikut dalam kegiatan perkemahan dituntut untuk mematuhi semua kegiatan pribadi maupun kegiatan kelompok/regu. Sisiwa di perkemahan menjadi pribadi yang sangat disiplin. Setiap detik dimanfaatkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, hampir tidak ada waktu luang yang terbuang dengan sia-sia.
Di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung juga di adakan kegiatan kepramukaan lain dalam pelaksanaan pengembangan karakter disiplin yaitu melalui pelatihan baris-berbaris yang dilakukan satu bulan sekali. Dalam kegiatan peraturan baris-berbaris merupakan suatu bentuk latihan fisik yang memerlukan kekompakan, harus perpakaian lengkap seperti memakai topi baret bagi laki-laki, hasduk, ikat pinggang, kaos kaki hitam, keteraturan, ketepatan, serta kedinamisan gerak. Baris-berbaris termasuk latihan gerak dasar yang mewujudkan pelaksanaan rasa disiplin. Biasanya siswa (peserta pramuka) yang ikut dalam kegiatan peraturan baris-berbaris akan lebih sadar akan sikap kedisiplinan. Dan mematuhi peraturan-peraturan yang ada baik di sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Setelah siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP N 1 PAKEL, kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, ada perubahan sikap yang terjadi diantaranya mulai sadar akan peraturan yang berlaku di sekolah, tanpa ada dorongan dari bapak/ibu guru, dan kalau di rumah mempunyai progam belajar, bermain, dan menonton tv dengan sendirinya tanpa ada dorongan dari orangtua.
Dalam pelaksanaan pengembangan kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, ada faktor penunjang dan penghambat yang dihadapi.
Faktor penunjang disini tidak lepas dari sekolah itu sendiri, sekolah disini harus mendukung dan mefasilitasi semua kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang ada di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, seperti membuat gudang pramuka, ruang kelas untuk latihan rutin dll.
Selain itu ada faktor penunjang lain dalam pelaksanaan pengembangan kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka yaitu faktor minat siswa. Banyaknya siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan ini juga merupakan faktor penunjang terlaksanaanya kegiatan kepramukaan.
Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan pengembangan kedisiplinan melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung yaitu faktor pengaruh teman. Faktor pengaruh teman juga memberikan pengaruh cukup besar bagi siswa (peserta pramuka) untuk mengikuti kegiatan kepramukaan.
Faktor penghambat lainya adalah faktor kakak pembina yang kurang kreatif. Kakak pembina pramuka yang kurang kreatif dalam pembelajaranya di bidang kepramukaan juga bisa menghambat dalam pelaksanaan, karena kakak pembina kurang memiliki kreatifitas dalam mengadakan kegiatan yang sifatnya menarik bagi siswa (peserta pramuka) sehingga mereka tidak merasa bosan dalam mengikuti kegiatan kepramukaan.
Dan faktor penghambat terakir adalah faktor komunikasi, Komunikasi sangat penting agar tujuan yang hendak dilakukan dapat tercapai. Untuk mencegah hambatan dalam pelaksanaan kedisiplinan tidak lepas dari peran anggota lain untuk memberikan suatu peringatan atau teguran.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian bab-bab yang telah peneliti paparkan di muka dan juga berdasarkan hasil analisis data, maka peneliti dapat menarik kesimpulan :
1.      Dalam Pelaksanakan pengembangan sikap disiplin melalui kegiatan kepramukaan di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, kabupaten Tulungagung di lakukan melalui bentuk kegiatan seperti pelatihan persami dan baris-berbaris. Persami dapat menumbuhkan sikap disiplin siswa melalui progam-progamnya yang harus di taati oleh semua peserta perkemahan. Sedangkan pelatihan baris berbaris dapat menumbuhkan sikap disiplin melalui peraturanya yang harus ditaati oleh semua siswa, seperti mempersiapkan fisik dan perlengkapan yang harus digunakan.
Pengembangan karakter disiplin yang di implementasikan melalui ekstrakurikuler pramuka mampu menginternalisasi ke dalam diri siswa sehingga kedisiplinan siswa bisa terlihat di berbagai aktivitas di sekolah bahkan di rumah.
2.      Untuk mengembangkan nilai karakter disiplin pada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP N 1 PAKEL, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung ada beberapa faktor penunjang dan penghambatnya. Faktor penunjangnya disini ialah tidak lepas dari sekolah itu sendiri, sekolah harus mefasilitasi kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Selain itu faktor minat siswa, Banyaknya siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan ini juga merupakan faktor pendorong terlaksanaanya kegiatan kepramukaan.
Sedangkan faktor  penghambatanya antara lain faktor pengaruh teman, Faktor pengaruh teman juga memberikan pengaruh cukup besar bagi siswa (peserta pramuka) untuk mengikuti kegiatan kepramukaan. Faktor kakak pembina, kakak pembina yang kurang kreatif dalam pembelajaranya di bidang kepramukaan juga bisa menghambat dalam pelaksanaan, karena kakak pembina kurang memiliki kreatifitas dalam mengadakan kegiatan yang sifatnya menarik bagi siswa (peserta pramuka). Dan faktor komunikasi, Komunikasi sangat penting agar tujuan yang hendak dilakukan dapat tercapai. Untuk mencegah hambatan dalam pelaksanaan kedisiplinan tidak lepas dari peran anggota lain untuk saling mengingatkan antara kakak pembina pramuka dan siswa (peserta pramuka).
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran, antara lain :
1.      Untuk Sekolah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak sekolah untuk lebih mengefektifkan lagi kegiatan pramuka. Disamping itu sekolah juga perlu menambah fasilitas atau sarana dan prasarana dalam kegiatan pramuka supaya kegiatan pelaksanaan pengembangan disiplin dapat tercapai.
2.      Untuk Guru/Kakak pembina pramuka
Sebaiknya kakak pembina pramuka lebih kreatif lagi dalam pembelajaran ekstrakurikuler pramuka. Supaya kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP N 1 PAKEL tidak membosankan.



3.      Untuk Siswa ( Anggota Pramuka )
                                             ·            Setiap anggota pramuka hendaknya lebih memiliki rasa disiplin baik dilingkunagn sekolah, keluarga, dan masyarakat melalui kegiatan kepramukaan atau oraganisasi lain

                                             ·            Setiap anggota pramuka hendaknya mampu mengamalkan ilmu atau nilai karakter disiplin baik kepada calon anggota pramuka dan lingkungan sekitar

No comments:

Post a Comment