Saturday, April 2, 2016

STKIP PGRI : Laporan studi kasus

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan intra kurikuler yang dilaksanakan mahasiswa kependidikan dalam hal ini Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung yang meliputi latihan mengajar maupun tugas yang lain di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan dalam memenuhi profesi kependidikan atau keguruan.
Untuk menjadi seorang guru yang profesional tentunya banyak hal yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pengembangan diri siswa yang meliputi beberapa aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik secara optimal. Untuk mencapai hal itu perlu adanya suatu bimbingan kepada siswa. Adapun pihak yang sangat berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan bimbingan adalah Kepala Sekolah, Guru, Wali Kelas dan Guru BK.
Guru adalah sosok yang besar sekali peranannya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tugas seorang guru menuntut pola tingkah laku tertentu dan tingkah laku itu bersifat khas untuk jabatan seorang guru. Peranan guru adalah pola tingkah laku yang mempunyai ciri-ciri yang terdapat pada pelaksanaan jabatan guru. Guru yang baik adalah guru yang dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku tertentu yang sesuai dengan peranannya dan dapat diterima oleh lingkungannya. Peranan guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, melainkan juga sebagai fasilitator yang berarti membimbing, mengarahkan dan membantu mengembangkan pribadi anak didiknya menuju kearah kedewasaan dan prestasi belajar yang maksimal. Guru mengenal siswa didiknya baik secara individu maupun kelompok, baik di dalam maupun di luar sekolah. Guru harus memahami dan mengetahui lebih dalam tentang keadaan, tingkah laku, latar belakang dan kesulitan atau permasalahan yang sedang dihadapi siswanya. Untuk permasalahan yang terakhir ini, guru harus mampu untuk memberikan jalan keluar agar usaha siswa untuk menyelesaikan studinya tidak terganggu.
Permasalahan yang dihadapi siswa merupakan masalah yang sangat penting yang harus diketahui oleh guru yang sangat berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan siswa dalam studinya. Siswa merupakan sosok pribadi unik yang mempunyai masalah-masalah kompleks. Permasalahan yang timbul dalam diri siswa ini harus diketahui benar oleh guru. Hal ini dimaksudkan supaya guru mampu untuk memberikan bantuan pemecahan masalah anak didiknya agar dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.
Seorang guru dalam memberikan bantuan kepada anak didiknya harus memperhatikan aspek-aspek yang ada pada pribadi anak tersebut, antara lain kematangan, bakat, kemampuan, lingkungan, dan sebagainya agar siswa yang diberi bantuan tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dialaminya secara tepat.

B.  Pengertian Layanan Bimbingan
Berikut adalah pengertian layanan bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:
1.    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990, pasal 25 bahwa layanan bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi dan mengenal lingkungannya serta menentukan masa depannyaBerdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990, pasal 25 bahwa layanan bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi dan mengenal lingkungannya serta menentukan masa depannya
2.    Menurut Rochman Natawidjaja (dalam Sukardi,2008:38) mendefinisikan bahwa Konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling bisa diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
3.    Menurut Prayitno (dalam Sukardi,2008:37) mengatakan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian itu mencakup lima fungsi pokok yaitu : a)mengenal diri sendiri dan lingkungannya,b)menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,c)mengambil keputusan,d)mengarahkan diri, dan e)mewujudkan diri.
4.    Dalam buku petunjuk pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Tulungagung 2012 dijelaskan bahwa Layanan bimbingan peserta didik adalah upaya mengenal, memahami, menemukan peserta didik yang diduga mengalami masalah dan membantu peserta didik yang bersangkutan untuk memecahkan masalahnya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada klien berisi tentang usaha yang laras, unik, manusiawi dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku agar klien memperoleh kepercayaan diri sendiri untuk memperbaiki tingkah lakunya pada masa sekarang dan masa mendatang.

C.  Tujuan Layanan Bimbingan
Pemberian layanan bimbingan siswa ini mempunyai tujuan:
1.      Bagi calon pendidik, terlatih untuk memecahkan masalah dan menetapkan Administrasi Perkantoran dan alternatif pemecahan yang baik.
2.      Mengenal keadaan pribadi siswa secara individual.
3.      Membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
4.      Mengidentifikasi jenis dan sifat kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.
5.      Memahami dan menetAdministrasi Perkantoranan berbagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan data dan informasi yang objektif dan lengkap.
6.      Membantu siswa dalam usahanya mencapai prestasi belajar yang optimal.
7.      Membantu siswa agar dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sesuai dengan minat, bakat, kemampuan yang dimilikinya.

D.  Pentingnya Layanan Bimbingan
Secara umum layanan bimbingan siswa ini dapat memberikan manfaat kepada:
1.      Mahasiswa PPL (Calon Guru)
Hasil dan pembuatan laporan layanan bimbingan siswa ini dapat digunakan sebagai:
a.       Masukan agar nantinya dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kemampuan siswa secara menyeluruh baik situasi maupun kondisi siswa.
b.      Penunjang dalam meningkatkan kompetensi sebagai seorang guru yang profesional di masa yang akan datang.

2.      Siswa Klien
Hasil layanan bimbingan ini dapat digunakan siswa untuk:
a.       Mengenal dan memahami dirinya dengan baik.
b.      Mendapatkan bantuan dalam mengidentifikasi masalah dan upaya pemecahannya.
c.       Memperoleh informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar.
3.      Wali Kelas
Guru wali kelas merupakan orang tua siswa di sekolah khususnya di kelas sehingga bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengarahan siswanya. Dengan adanya layanan bimbingan siswa ini dapat digunakan wali kelas untuk:
a.       Mendapatkan informasi tentang perkembangan anak didiknya sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam membantu anak didik dalam menyelesaikan masalahnya.
b.      Dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan cara-cara yang baik guna meningkatkan prestasi anak didik.
4.      Guru BK
Sebagai bahan pertimbangan dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar atau bermasalah.
5.      Guru Bidang Studi
Layanan bimbingan siswa penting bagi setiap guru karena guru sering menghadapi siswa dengan karakter dan masalah yang berbeda. Pelaksanaan bimbingan siswa yang baik dan tepat akan membantu menangani siswa yang sedang bermasalah dengan lebih cepat, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar di kelas serta dapat dijadikan sebagai cara dalam meningkatkan prestasi anak didik dalam bidang studi yang bersangkutan. Hal tersebut diakibatkan karena kemampuan dan kesenangan anak didik terhadap suatu bidang studi atau mata pelajaran berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa lainnya sehingga perlunya informasi tersebut yang nantinya dijadikan bahan evaluasi guna peningkatan prestasi akademik mahasiswa yang bersangkutan.
6.      Kepala Sekolah
Hasil layanan bimbingan siswa ini dapat dipakai sebagai:
a.       Sebagai salah satu sumber informasi tentang siswanya sehingga dapat digunakan landasan dalam menentukan kebijakan dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
b.      Sebagai bahan pertimbangan dalam memonitoring keadaan siswa dan kemampuan guru, terutama yang berkaitan dengan layanan program bimbingan siswa.
c.       Bahan masukan dalam menentukan kebijaksanaan dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan.
7.      Orang tua siswa
Manfaat layanan bimbingan ini bagi orang tua siswa antara lain:
a.       Meringankan beban orang tua dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan yang dialami anaknya.
b.      Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan sekolah, sehingga secara bersama-sama dapat menentukan solusi permasalahan yang dialami oleh anak.

E.  Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data atau informasi tentang siswa klien, penulis rnenggunakan beberapa metode guna menjamin kevaliditasan data. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
1.      Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan kepada siswa yang bersangkutan dalam kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan juga tingkah laku diluar kelas.
2.      Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi ini dilakukan dengan individu yang bersangkutan (siswa klien) dan dilakukan dengan guru pengajar, guru bimbingan konseling dan beberapa teman siswa, dengan tujuan mengetahui permasalahan-permasalaan yang dihadapi oleh siswa tersebut.
3.      Angket
Merupakan teknik pengumpulan data yaitu siswa mengisi beberapa pertanyaan yang disediakan, dalam hal ini berupa data pribadi siswa, orang tua dan juga cheklist.
4.      Studi Dokumenter
Dokumenter merupakan data-data yang diperoleh dari klien yang langsung berupa data-data jadi, misalnya nilai ulangan dan lain-lain.


BAB II
PROSEDUR DAN TEKNIK PENYELIDIKAN

Di dalam pelaksanaan layanan pemberian bimbingan terhadap siswa, diperoleh melalui tahap-tahap yang memungkinkan dapat membantu berlangsungnya proses penyelesaian masalah, antara lain:
·         Indentifikasi Kasus
·         Diagnosis
·         Prognosis
·         Pemberian Bantuan
·         Follow up

A.  Identifikasi
Indentifikasi kasus adalah suatu usaha untuk mencari, menetapkan dan mendapatkan siswa mana yang tergolong mengalami kesulitan belajar. Langkah ini berusaha mencari siapa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Untuk itu diperlukan kriteria atau norma tertentu sehingga siswa yang kita tetapkan mengalami kesulitan belajar dan benar-benar siswa yang tidak mencapai kriteria yang telah ditetapan.
Dalam bimbingan siswa ini penulis memilih salah satu siswa   kelas VII-H, sebagai klien karena penulis mengamati siswa tersebut pada proses belajar mengajar sikapnya acuh terhadap materi pelajaran, sering tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, banyak bicara pada saat pelajaran (ngobrol), sering bermain HP pada saat pelajaran, dan terlihat kurang konsentrasi. Disamping dari sikap, penulis juga melihat siswa tersebut dari penampilan, pakaiannya sering tidak dimasukkan, tidak memakai ikat pinggang, dan model celananya yang tidak sesuai dengan ketentuan dari sekolah, selain itu klien sering melanggar tata tertib sekolah misalnya datang terlambat. Selain dari pengamatan penulis juga hasil informasi dari teman-teman sekelas dan wawancara dengan klien juga memberikan informasi yang sama dengan pengamatan penulis. Dan berbagai informasi tersebut penulis mendapat kesimpulan bahwa siswa tersebut kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran, motivasi belajarnya rendah, dan tidak semangat belajar.

B.  Diagnosis
Diagnosis adalah upaya untuk mencari kemungkinan penyebab masalah, baik latar belakang, jenis dan sumber masalah. Untuk itu praktikan berusaha mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sebagai tambahan dan pelengkap. Adapun langkah-langkah atau metode yang ditempuh praktikan dalam kegiatan layanan bimbingan ini sebagai berikut:
1.      Hasil Pengumpulan Data Melalui Angket
Berikut hasil pengisian angket yang berhubungan dengan pribadi klien, sehingga perlu dijaga kerahasiaannya.
a.       Identitas siswa:
Nama Lengkap                  :  Kelvin Delviano Putra
Nama Panggilan                :  Kelvin
Jenis Kelamin                    :  Laki-laki
Tempat/tanggal lahir         :  Tulungagung, 28 November 1998
  Alamat                              :  Ds. Gedangan, Kec. Campurdarat, Kab. Tulungagung.
Agama                               :  Islam
Anak ke                             :  1
Cita-cita                            :  Polisi
Sekolah sekarang              :  SMPN 1 Campurdarat
Tingkat / Semester            :  VII / 1
b.      Identitas Orang Tua:
Ayah:
Nama ayah                        :  Juin Harsani
Pekerjaan                           :  Swasta
Pendidikan                                    :  SMP
Agama                               :  Islam
Alamat                              :   Ds. Gedangan, Kec. Campurdarat, Kab. Tulungagung
Ibu:
Nama ibu                           :  Maryati
Pekerjaan                           :  Swasta
Pendidikan                                    :  SMP
Agama                               :  Islam
Alamat                              :  Ds. Gedangan, Kec. Campurdarat, Kab. Tulungagung
c.       Keadaan Tempat Tinggal Siswa
Klien tinggal bersama orangtua dengan status tempat tinggal yaitu rumah pribadi.
d.      Riwayat Pendidikan
·         Lulus TK tahun 1999
·         Lulus SD tahun 2006
·         Lulus SMP tahun 2009
e.       Sarana dan Prasarana Belajar Siswa
Ke sekolah klien naik kendaraan pribadi (sepeda motor) dengan jarak tempuh . Dalam belajar klien tidak punya tempat belajar khusus, itu juga yang menyebabkan siswa malas belajar meski buku pelajaran / diktat yang dimiliki lengkap.
f.       Jadwal Belajar Siswa
Siswa tidak mempunyai jam belajar secara khusus.

2.      Hasil Observasi
Observasi ini dilakukan saat pelajaran di kelas sedang berlangsung dan diperoleh data sebagai berikut:
a.       Siswa kurang serius dalam belajar.
b.      Kadang bicara sendiri dengan teman sebangkunya dan sering bermain HP di kelas.
c.       Siswa terlihat acuh dalam penampilan, baju sering tidak dimasukkan.
d.      Siswa sering mengabaikan tugas dari guru dan kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran.
e.       Nilai-nilai pelajaran terutama matematika kurang memuaskan.

3.      Hasil Wawancara
Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan yang berhubungan dengan pribadi siswa sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam pemecahan masalah siswa.
Pelaksanaan wawancara ini diciptakan dalam suasana yang akrab agar klien tidak ragu-ragu dalam mengungkapkan permasalahannya. Dari hasil wawancara diperoleh data yang pada dasarnya sama dengan data-data yang ada dalam pengisian angket, antara lain yaitu:
1.          Siswa sering terlambat karena harus menunggui dan mengantar adiknya ke sekolah
2.          Siswa sering keluar rumah dengan teman-teman yang memiliki kebiasaan kurang baik
3.          Siswa tidak memiliki cita-cita yang pasti
Setelah mendapatkan data tentang klien maka selanjutnya dapat dilakukan diagnosis dengan prosedur
1.      menentukan sumber masalah
secara umum masalah yang dialami siswa adalah:
    1. Masalah belajar.
    2. Masalah keluarga.
    3. Masalah pergaulan.
    4. Masalah sekolah.
2.      menetapkan jenis kesulitan
Selaras dengan sumber masalah diatas maka jenis kesulitan yang dihadapi klien yaitu:
a.       Mengalami banyak permasalahan dalam pelajaran yaitu:
-            Sering merasa bingung menghadapi ulangan.
-            Kurang teliti menghadapi ulangan
-            Sering mencontoh teman.
-            Cepat merasa bosan dalam belajar
-            Merasa lelah dan tidak bersemangat.
-            Malas mengerjakan tugas
-            Tidak memiliki cita-cita yang pasti.
b.      Mengalami masalah dalam keluarga, yaitu sering merasa kurang diperhatikan karena posisinya sebagai anak tertua
c.       Mengalami banyak masalah dalam pergaulan, yaitu:
-Kurang pandai dalam memilih teman sehingga sering terjerumus ke hal-hal yang tidak penting dan tidak baik
-Kurang bisa membentengi diri dalam bergaul
3.      mengetahui latar belakang masalah
Berdasarkan jenis masalah yang dihadapi, ada beberapa faktor yang melatar belakangi masalah tersebut, antara lain:
a)      Masalah belajar
-          Tidak pernah belajar di rumah sehingga kurang siap dalam menghadapi ulangan serta sering kehilangan konsentrasi dalam mengerjakan soal.
-          Penjelasan guru kurang jelas dan ada beberapa pelajaran yang  tidak disukai.
b)      Masalah keluarga
-          Klien anak pertama dari tiga bersaudara, dan adik-adiknya masih kecil sehingga orang tua lebih terfokus pada kedua adiknya
c)      Masalah pergaulan
-   Sering berteman dengan anak yang kurang baik akhlaknya.
-  Kurang bisa membentengi diri dalam bergaul
d)     Masalah sekolah
-      Lebih suka pelajaran yang bersifat motifatif, dan tidak suka pelajaran yang bersifat hafalan dan hitungan, sehingga hanya bersemangat bila ada pelajaran yang bersifat motifatif.

D.  Prognosis
Prognosis adalah menetapkan jenis atau teknik bantuan yang mungkin dapat diberikan kepada peserta didik sesuai dengan latar belakang, jenis, sifat masalah yang dimiliki klien.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi klien, maka hal yang akan terjadi pada klien adalah:
o    Prestasi belajar akan cenderung merosot
o   Sulit mencari teman dalam pergaulan yang beraklak mulia.
o   Dapat terjerumus pada pergaulan yang tidak baik.
o   Tidak ada yang memberi motivasi.
Untuk itu maka klien di atas perlu untuk diberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan. Apabila klien segera mendapatkan bantuan setidaknya dapat:
1.      Meningkatkan hasil belajar, hal tersebut disebabkan karena hasil belajar selama ini kurang memuaskan dengan kurangnya dorongan dari keluarga
2.      Merasa tidak kecil dan rendah hati dalam pergaulan sehingga akan mudah mendapatkan teman yang baik.
3.      Memilih teman yang baik dalam pergaulan.
4.      Mengerti  bahwa pendidikan itu penting terutama untuk masa depan.

F.  Pemberian Bantuan
Usaha-usaha yang direncanakan dan dilakukan untuk pemberian bantuan kepada klien adalah sebagai berikut:
1.      Masalah belajar
-          Menyiapkan diri sebaik mungkin bila menghadapi ulangan.
-          Belajar secara rutin dengan memamnfaatkan waktu antara setelah  sholat magrib dan sholat isya’, serta pagi hari stelah sholat subuh.
-          Mengurangi ketergantungan terhadap orang lain  dan meningkatkan rasa percaya diri.
-          Pindah tempat duduk didalam kelas, yaitu usahakan berada sedekat mungkin dengan guru, hal ini dimaksudkan agar penjelasan guru bisa lebih mudah didengar dan konsentrasi belajar akan tetap terjaga.
-          Mendata setiap permasalahan yang dihadapi kemudian membahas dan mendiskusikan hal-hal tersebut dengan teman, baik itu teman sekelas maupun teman sepermainan, bahkan kalau perlu dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.
-          Berusaha untuk menjadi lebih unggul dari teman tentunya dengan mengoreksi secara objektif mungkin kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
-          Memberi pengertian kepada klien untuk meluangkan waktu belajar di rumah dan belajar tidak hanya pada saat akan ulangan saja
2.      Masalah keluarga
-          Berfikir lebih dewasa dalam menghadapi posisinya dalam keluarga yaitu sebagai kakak tertua
3.      Masalah pergaulan
-          Memberikan pengertian bahwa tidak semua teman kita itu orang baik, mengajarkan untuk meilih teman yang baik dan membatasi pergaulan kita agar tidak sampai ikut terjerumus dalam pergaulan yang kurang baik.
-          Memberikan wawasan tetang pergaulan bebas itu tidak baik sampai dengan ke akibat pergaulan bebas, sehingga klien bisa membedakan mana teman yang baik dan mana yang tidak.
4.      Masalah sekolah
-          Memberikan motifasi untuk bisa meraih cita-citanya yang mulia.
-          Memberikan pengertian pada klien bahwa semua pelajaran penting untuk menunjang kesuksesan untuk mencapai cita-citanya.
-          Menjadikan aktifitas belajar di kelas sebagai aktifitas yang menyenangkan selain bermain.

G.  Follow Up
Untuk mencapai keberhasilan bantuan yang diberikan memerlukan waktu cukup lama. Untuk itu perlu diadakan kerjasama dengan pihak lain, yaitu BP, guru wali kelas dan juga guru pengajar. Melalui kegiatan tindak lanjut dan pemberian bantuan diharAdministrasi Perkantoranan klien dengan cepat dapat mengatasi masalahnya dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Adapun kegiatan follow-up yang dapat dilakukan dalam praktek layanan bimbingan siswa ini adalah:
·         Mengadakan wawancara dengan klien tentang kegiatan yang telah dilakukan setelah mendapat bimbingan dan kemungkinan masalah belajar yang sulit diatasi.
·         Mengadakan monitoring secara berkelanjutan terhadap perkembangan dan keberhasilan pemecahan masalah serta menumbuhkan kepercayaan diri pada klien yang akhirnya lebih mengarahkan klien ke masa depan yang lebih mantap.
Adapun hal hasil pemantauan dan wawancara sementara terhadap hasil bantuan yang dilakukan antara lain:
o   Klien merasa lebih percaya diri dalam pergaulan.
o   Klien berkeinginan merubah posisi tempat duduk yaitu diusahakan sedekat mungkin dengan guru.
o   Meningkatnya prestasi belajar dilihat dalam penerimaan pelajaran yang diberikan oleh guru meskipun tidak semua mata pelajaran
o   Berusaha mematuhi terhadap kegiatan yang telah diatur dalam setiap harinya.


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari keseluruhan proses layanan bimbingan yang penulis uraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Layanan bimbingan siswa mengandung pengertian sebagai proses pemberian bantuan kepada siswa, agar siswa yang bersangkutan mampu mengenali dirinya sendiri dengan kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.
2.      Tujuan layanan bimbingan secara khusus untuk mengetahui latar belakang pribadi siswa dan memahami permasalahan yang dihadapi siswa dengan jalan mengidentifikasi jenis, sifat, faktor penyebab dan permasalahan yang dihadapi serta memberi bantuan agar siswa dapat memahami dan mencari alternatif pemecahannya sendiri.
3.      Proses layanan bimbingan ini melibatkan berbagai pihak yang saling terkait yaitu guru, wali kelas, petugas BK, dan teman-teman dari Rara Bunga.
4.      Data yang benar dan akurat merupakan sumbangan yang bermanfaat bagi pemberian layanan bimbingan siswa.
5.      Pokok permasalahan yang dihadapi siswa yang bernama Mustofa nur Aini antara lain:
a.       Kurang memiliki motivasi untuk belajar dan mengejar cita-cita yang pasti, sekolah dianggapnya hanya sebagai ajang untuk berkumpul bersama teman-teman untuk menghilangkan kejenuhannya.
b.      Cita-cita yang dimiliki kurang spesifik, sehingga masih bingung dalam menentukan langkah ke depan.
c.       Kurangnya dukungan orang tua.
d.      Sering merasa rendah diri / minder, pesimis, dan kurang memiliki keinginan untuk bisa lebih baik
e.       Sering berteman dengan anak yang kurang baik akhlaknya sehingga membuatnya ikut terpengaruh.
B.  Saran
Saran-saran yang diberikan dalam upaya perbaikan dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa yang bernama Mustofa nur Aini adalah sebagai berikut:
1.      Dalam kegiatan belajar di kelas hendaknya mempunyai kesadaran bahwa pelajaran yang dihadapi sekarang berdampak positif di masa yang akan datang.
2.      Menentukan cita-cita yang lebih spesifik sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan serta tetap semangat menyongsong masa depan dengan menggapai citai-cita, dan tetaplah semangat bekerja dan berusaha.
3.      Hendaknya para guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga difikirkan bagaimana siswa dapat menerima, termotivasi dengan pelajaran yang sedang diikutinya, mengaplikasikan mata pelajaran dengan kehidupan nyata
4.      Hendaknya orang tua dapat memberikan dorongan dan motifasi pada klien untuk bisa menyongsong masa depannya.
5.      Hendaknya memilih teman bergaul yang baik dan tidak mudah terpengaruh dengan teman yang kurang baik akhlaknya.
6.      Kehidupan itu adalah anugerah Allah Subhanahu Wata’ala maka jangan pernah pesimis dalam hidup, lakukan hal-hal yang positif yang lebih bermakna.



No comments:

Post a Comment